Wednesday, November 19, 2014

Random and Post that Match The Title Well


Hari ini gue mencoba berpikir lebih banyak dari biasanya. Walaupun gue cuma keluar sebentar dan cuma ketemu sama beberapa orang terdekat, ada beberapa point yang pengen mulai gue pelajari. Ekspresi dan tingkah laku manusia, pola pikir mereka, dan setiap hal-hal kecil yang ada di sekitar.
I'm trying to thinking like other does...
Tapi ternyata gue kecapean sendiri.
Sebenernya pemikiran kaya gini berawal cuma karena gue merasa, gue kurang memaksimalkan fungsi otak gue. Gue tau otak manusia itu diciptakan sangat sempurna. Apa yang gue pakai sekarang gak lebih dari 1 persen kemampuan maksimal otak gue.
Gue menyia-nyiakan apa yang gue punya.
Ngomong-ngomong tentang menyia-nyiakan. Tadi gue juga sempet kepikiran tentang hal ini pas dijalan...

***

Manusia. Makhluk yang gak pernah puas.
Pasti setiap dari kalian pernah berpikir, "Kalo gue jadi dia, gue bakal ...." atau "Gue mau punya badan setinggi dia" atau "Enak banget jadi lo, soalnya ..." dan berbagai hal-hal serupa-lah intinya.
Tapi seringkah setiap dari kalian berpikir...
"Gue tau gue gak setinggi dia, tapi gue bangga dengan apa yang gue punya. Karena gue gak setinggi dia, gue bisa cepet dikasianin orang kalau bawa banyak barang. It means free serviceee !"
Bisa juga dari kalian mencoba melihat kekurangan kalian menjadi sebuah kesempatan bagus buat beda dari orang lain dan bukan malah ngeluh, ngeluh dan terus ngeluh karena merasa gak sesempurna orang lain.
Pikiran kalian yang melihat diri kalian 'kurang'-lah sebenernya yang membuat kalian banyak kekurangan.
Misal gue. Gue 170cm tingginya. Buat ukuran wanita asia, gue termasuk tinggi. Apalagi kalau gue di Indonesia dan coba berdiri di tempat umum. Gak cuma cewek-cewek Indonesia yang kebanyakan selengan gue, tapi cowok Indonesia juga ada yang cuma sedagu gue.
Gue minder, dulu. Sebenernya kekurangan gue itu adalah kelebihan gue, semestinya...
Gue melihat hanya dari satu lobang kecil yang membuat gue memfokuskan hanya di satu hal itu aja. Itu membuat kekurangan gue menjadi menonjol diantara point-point kelebihan lainnya.
Di lain sisi, gue sering denger, "Enak ya jadi kamu badannya tinggi, gak ribet ambil barang." atau "Enak ya pake baju apa aja cocok."
Dulu gue gak melihat itu sebagai salah satu kelebihan gue dan gue gak sadar bahwa point dari orang itu ada di gue, itu dulu tapi ya...
Yah intinya, buat orang yang masih suka minder sama diri sendiri. Terutama para wanita-wanita diluar sana. Kalian itu gak ada yang jelek. Setiap dari kalian itu cantik. Allah menyempurnakan fisik kalian, maka nikmatilah apa yang Allah kasih dan gak usah terus ngeluh. Nikmati, hargai, dan jaga terus apa yang udah kamu punya ;)

***

Lanjut lagi,
hal selanjutnya adalah. Gue mendengar banyak masukan yang akhir-akhir ini menjadi sebuah saran buat gue untuk berubah.
Satu kelebihan gue yang menurut orang lain adalah kekurangan adalah berprasangka baik.
Gue gak pernah berpikiran buruk tentang seseorang. At least, gue menghindari pemikiran buruk tentang orang lain.
Gue menyetarakan setiap orang. Semua orang sama. Semua orang pasti punya sifat baik di setiap diri mereka. Dan setiap orang yang punya ikatan sangat baik sama kita gak akan menyakiti satu sama lainnya.
Tapi akhir-akhir ini banyak hal yang membuat gue menjadi berpikir mmm lebih banyak dari biasanya. Gue memang pernah merasakan akibat buruk dari berprasangka baik, gak hanya satu kali, beberapa kali, Sakit... Tapi gak seburuk yang dibayangkan.
Walaupun ada yang jadi trauma juga. But i know that time will heal the pain, right ?
Dan gue sadar, kalau hal kaya gini, maksudnya dimana gue gak mulai belajar untuk membuat proteksi diri atau pager-pager runcing di sekitar gue pas gue udah balik ke Indonesia, gue akan stress sendiri. Gue kaget dan shock.
Dunia gak seindah dan sedamai yang gue mau. Tapi gak boleh kah gue berpikiran demikian ?
Hal kaya gitu terus kepikiran sama gue.
Kalo gue gak pernah sengaja menyakiti orang lain, akankah orang lain pernah menyakiti gue dengan sengaja ?
Apa gue bakal terus survive kalo gue terus memegang teguh pemikiran gue yang kaya gini ?
I'm not trying to make myself look like an angel or something, but i really am confused.
Segitu salahkah untuk berpikir positive tentang orang lain ? Atau emang gue yang keterlaluan gak tau batas-batas ?

Salam Hangat,
E.K.P

Monday, November 17, 2014

Untuk Mama

Bulan tersenyum, bintang menyapa dengan salam dan datang bersamaan dengan dinginnya angin malam di bulan November
Sang putih memang belum turun menenggelamkan sepatu kelabu nan usang, akan tetapi hembus sukses menanggalkan sahabat sang ranting yang kini harus menunggu sahabat kembali menyapa dengan gaun hijau penuh kesejukan

***

Ibu, Bunda, Mama, Ummi
Kata terindah dan terhangat yang pertama kali ku pelajari
Sentuhan tangan yang lembut, keikhlasan hati yang tulus
Untaikan kalimat penuh makna yang menjadi pembekalanku kini

Ingat saat pertama kali engkau tersenyum mendengar tangisan pertamaku ?
Ingat saat pertama kali engkau memelukku di dadamu ?
Ingat saat pertama kali engkau mengucapkan salammu kepadaku ?
Ingat saat pertama kali engkau memegang jemari-jemariku yang saat itu masih tidak lebih dari telapak tanganmu ?
Ingat saat pertama kali engkau memberikan asupan pertamaku ketika di dunia ?
Ingat saat pertama kali engkau mengganti popokku ?
Ingat saat pertama kali engkau mengajariku cara merangkak, cara berjalan, dan cara mengucapkan mama dan papa ?
Ingat saat pertama kali engkau menceritakan dongeng malam hari ?
Ingat saat pertama kali engkau melepas tanganku dan membiarkan aku melihat dunia yang lebih luas di taman kanak-kanak, dan aku menangis karenanya ?
Ingat saat pertama kali engkau memarahiku karena kebandelanku ?
Ingat saat pertama kali aku berbohong ketika aku tidak pergi les dan engkau memarahiku karenanya ?
Ingat saat pertama kali aku membangkang dan engkau menangis karenanya ?
Ingat saat pertama kali kita berdebat karena perbedaan pendapat dan tidak berkomunikasi untuk beberapa hari karenanya ?
Ingat saat aku memutuskan untuk berangkat ke Jerman untuk melanjutkan studiku ?
Ingat saat aku melepaskan tanganmu saat itu ?

Mungkin aku tidak ingat seperti apa pertemuan kita pertama kalinya. Pertama kali saat engkau memelukku dan tersenyum kepadaku.
Aku bahkan tidak ingat ketika jemari-jemarimu meyakinkanku bahwa aku tidak akan pernah engkau biarkan sendirian. Aku tidak ingat saat aku berkomitmen untuk melangkahkan 5 langkah pertamaku di dunia.
Aku pun tidak ingat seperti apa ekspresimu ketika untaian kata mama terucap dari bibirku pertama kalinya.
Yang kuingat justru ketika engkau mencubit pahaku, memarahiku ketika isi piring makan siangku kuaduk-aduk, memarahiku ketika aku pulang terlalu larut karena keasyikan bermain, ketika engkau mengunciku di kamar bersama Mas Anto karena kami terlalu sulit dikontrol, memarahiku karena aku berbohong.

Taukah engkau? 
Beberapa kali aku menangis karenamu? Karena engkau tiba-tiba jatuh sakit, karena raut wajahmu terlihat lelah, dan karena engkau menangis karenaku.
Setiap engkau menangis aku merasa bersalah.
Aku menyalahkan diriku karenanya.

Seperti apapun memori yang kita punya, i will always love you mom, unconditionally...

Salam Hangat
E.K.P.

#EdisiKangenRumah